Kerendahan Hati Dekat dengan Kebenaran
“Kerendahan hati sangat dekat dengan Tuhan dan Para Suci. Hati yang murni sangat
dekat dengan Kebenaran. Semakin angkuh diri kita maka kita akan semakin jauh
dari Kebenaran.” (Maha Guru Ching Hai)
Berlatih dengan Diam-diam
Ada banyak tingkatan dalam latihan rohani dan perjalanan rohani sangatlah
panjang. Jadi, sebagai praktisi pemula, janganlah menjadi angkuh dan berlebihan.
Saya meminta Anda untuk tidak mengungkapkan pengalaman Anda kepada orang lain
dan itu demi kebaikan diri Anda sendiri, bukan demi saya. Anda boleh
menceritakan kepada semua orang jika Anda suka, tapi saya tidak akan
terpengaruh. Anda hanya akan menyakiti diri Anda sendiri dengan membuka harta
karun yang Anda miliki.
Jadi, berlatihlah diam-diam; karena kita harus melindungi tingkat pencapaian
kita, dan mendaki pelan-pelan hingga kita menjadi Buddha, Mahasatva, dan
Bodhisatva agung (makhluk-makhluk tercerahkan). Jika ada praktisi pemula yang
mendapatkan kekuatan gaib lalu mengiklankan dirinya, itu karena ia masih belum
stabil secara batiniah, Anda harus tahu orang seperti ini tidak dapat dipercaya.
Begitu melihat orang demikian, seorang praktisi rohani yang tercerahkan harus
memberitahu bahwa orang itu sedang mengalami rintangan, kita sering menyebutnya
“Penyakit Zen”. Orang yang tidak menderita Penyakit Zen tidak akan menyombongkan
dirinya.
Praktisi rohani harus rendah hati. Semakin tinggi tingkatnya, semakin rendah
hatilah dirinya karena ia takut ada orang lain yang mendeteksi kekuatan dan
tingkat mereka. Beberapa di antaranya masih OK pada tahapan permulaan latihan
mereka. Tetapi setelah mencapai suatu tingkatan yang rendah dan memiliki
pengalaman tertentu, lalu ia mulai menyombongkan diri ke mana-mana. Ia terlalu
banyak bicara sehingga menciptakan banyak halangan. Semakin tinggi tingkatannya,
semakin banyak godaan yang akan timbul.
Jadi, kesalahan yang paling menakutkan dalam latihan rohani adalah membicarakan
pengalaman sendiri. Jika seseorang berbicara terlalu banyak maka pengalaman yang
ada secara alami menjadi hambar atau pengalaman itu tidak akan muncul lagi, dan
hanya menyisahkan ilusi saja; karena kekuatan intinya telah pecah, dan tirai
kerohaniannya telah rusak. Pada awalnya, tirai kerohanian merupakan dinding
pelindung. Namun, begitu ada yang bocor, sang iblis mulai menggali lubang
tersebut dan masuk ke dalam. Dalam latihan rohani, kita paling takut dengan
sikap angkuh dan sombong. Semakin sombong seseorang maka semakin besar
halangannya.
Menyombongkan Prestasi dapat Merusak Hidup
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Retret Internasional Empat Hari, Hsihu,
Formosa, 20 Februari 1996 (Asal bahasa Inggris)
Seperti yang pernah saya katakan pada saat inisiasi, Raja Maya, Raja Ilusi, atau
iblis dalam diri kita kapan saja dapat menjelma persis seperti Buddha, setan,
malaikat, Tuhan, atau Para Suci masa lampau, masa kini, atau masa depan untuk
menyesatkan praktisi yang tulus, ceroboh, atau kurang mawas diri. Dalam kitab
Buddhis dikatakan bahwa ada lima puluh macam perangkap yang selalu digunakan
oleh iblis untuk merintangi dan menyesatkan para praktisi. Baiklah, tidak ada
gunanya untuk mengetahui lebih banyak tentang iblis. Tetaplah polos, tulus, dan
jujur terhadap diri sendiri sehingga Anda tidak akan pernah jatuh dalam
perangkap apapun atau masuk ke dalam kesulitan, dan tidak ada siapapun yang
dapat mengelabui Anda, bahkan raja iblis sendiri pun tidak bisa mengelabui Anda.
Begitu kita menginginkan ketenaran, keuntungan atau posisi tinggi, bahkan dalam
tingkatan rohani, maka kita akan jatuh dalam perangkap kekuatan negatif, karena
itulah yang mereka tunggu; mereka menunggu kita lepas dari penjagaan lalu mereka
mencuci otak kita sehingga percaya bahwa kita telah menjadi Buddha, bahwa kita
agung, bahwa kita memiliki misi, bahwa kita adalah ini, itu, dan lainnya.
Sehingga kita menjadi sombong. Kita menjadi terperangkap dalam kebanggaan palsu,
keangkuhan, dan habislah kita. Ya, bisa saja kita kembali lagi ke sifat rendah
hati dan melanjutkan latihan kita seperti sebelumnya, tetapi itu agak sulit.
Kita mungkin saja sudah jatuh terlalu jauh, lalu kita membutuhkan waktu yang
lama agar dapat kembali. Jadi, sebagai praktisi kita sama sekali tidak boleh
lalai, sombong atas latihan kita, atau menginginkan posisi di alam rohani dengan
tergesa-gesa.
Banyak orang yang meditasinya sedikit, tidak menjaga sila-sila dengan baik,
vegetarian mereka hanya asal saja, tetapi ketika mereka memperoleh sedikit visi
saja mereka percaya bahwa mereka telah menjadi guru atau Buddha. Anda bisa
menjadi apa yang Anda harapkan. Anda bisa menyombongkan pencapaian Anda, tapi
hasilnya akan kelihatan sendiri. Kadang hal itu dapat merusak hidup kita. Kita
merusak diri kita sendiri lalu akan sangat terlambat untuk kembali lagi ke
tempat sebelumnya. Jadi, kerendahan hati sangat penting dalam latihan rohani.
Kita harus rendah hati dari dalam diri kita, bukan hanya tindakannya saja.
Kadang tindakan seseorang belum tentu rendah hati, tetapi di dalam dirinya
mereka sangat rendah hati. Beberapa orang tindakannya terlihat rendah hati;
tetapi kenyataannya dalam hati mereka penuh kesombongan. Kadang penampilan luar
dapat membohongi orang lain.
Kisah Tentang Guru Lin Chi
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Meditasi Kelompok, Kosta Rika, 2 Juni 1991
(Asal bahasa Inggris)
Ada satu kisah tentang Guru Lin Chi yang berasal dari China. Ketika Guru Lin Chi
masih menjadi murid, ia selalu ketiduran. Ia tidur di mana saja. Suatu hari ia
sedang tidur di pojok aula meditasi, dan ia melihat Gurunya masuk ke dalam.
Dengan berlagak seolah-olah takut, ia mengambil bantal dan kantong tidurnya ke
pojok lain untuk bersembunyi dan tidur lagi. Sang Guru sangat memahami Lin Chi;
mereka saling memahami dengan baik. Jadi ketika Sang Guru masuk ke aula meditasi
dan melihat seorang bhiksu lain yang sedang duduk bermeditasi di sana, Sang Guru
menendangnya sambil berkata, “Kamu, bhiksu malas! Apa yang sedang kamu lagakan?
Kamu harus belajar cara meditasi seperti Lin Chi di sana!” (Hadirin tertawa)
Bhiksu itu terperanjat. Apa Anda tahu bagaimana bhiksu itu duduk? Tentu dengan
jubahnya yang penuh wibawa di depan rupang Buddha, tetapi ia masih saja
ditendang pantatnya. (Hadirin tertawa). Dengan membakar satu batang dupa di
depannya, ia tidak bergerak hingga seluruh dupa terbakar habis. Tapi, batinnya
tetap bergerak. Padahal Lin Chi menutupi dirinya dengan kantong tidur, dan Sang
Guru mengatakan bahwa Lin Chi sedang bermeditasi sedangkan bhiksu yang duduk itu
sedang tidur. Pahamkah Anda? Itulah perbedaan tingkat.
Ya, Lin Chi tidur, tetapi ia tidak pernah tidur. Ia hanya tidur dengan tubuhnya.
Pikirannya selalu mawas. Apapun yang ia lakukan, ia selalu berpusat pada Jati
Diri. Ia tidak pernah menyimpang dari pusat. Tetapi, bhiksu yang duduk di sana
seperti balok kayu, pikirannya melayang ke segala penjuru, dan ia tidak bisa
konsentrasi. Jadi, cobalah untuk memusatkan diri dan jangan mengecam penampilan
orang lain. Beberapa di antara rekan praktisi tidak tampak seperti penampilan
luar mereka.
Semakin Kita Sombong, Kita Akan Semakin Jauh dari Kebenaran
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Meditasi Kelompok, Hsihu, Formosa, 13
Agustus 1989 (Asal bahasa China)
Orang yang rendah hati akan semakin dekat dengan Tuhan dan Para Suci. Hati yang
polos lebih dekat dengan Kebenaran. Semakin kita sombong, kita akan semakin jauh
dari Kebenaran. Mengapa kita bisa begitu jauh dari Kebenaran? Karena kita
terikat pada dunia ini! Jika kita tidak terikat dengan dunia ini maka kita tidak
akan menjadi sombong. Jika kita terikat pada uang, kekuasaan, intelektual, atau
status sosial, maka kita sedang terikat dengan dunia dan ketidakkekalan.
Kebenaran bukan berasal dari dunia ini. Jadi, semakin kita terikat dengan sisi
ini maka kita akan semakin jauh dengan sisi lainnya. Itu penjelasan yang masuk
akal dan tidak sulit untuk dipahami.
Mereka yang tidak memiliki uang atau kekuasaan, mereka yang memaafkan dan tidak
terikat adalah mereka yang rendah hati. Itulah mengapa Anda sering melihat saya
sangat baik terhadap orang-orang seperti itu atau para narapidana. Kadang saya
tidak begitu baik terhadap Anda. Saya minta maaf untuk itu, tapi memang demikian
seharusnya. Saya memperlakukan mereka dengan baik bukan untuk maksud tertentu,
atau memperlakukan Anda dengan kurang ramah secara sengaja. Saya hanyalah cermin
yang memantulkan Anda apa adanya. Jangan salahkan cara saya memperlakukan Anda
atau membanding-bandingkan: “Mengapa Guru begitu baik dengan orang itu tetapi
tidak begitu baik dengan saya?” Jika saya baik kepada seseorang, Anda hanya
perlu memperhatikan orang tersebut dan Anda akan tahu alasannya. Bukan karena ia
lebih tampan. Bukan! Bisa saja seluruh giginya sudah habis dan ia sama sekali
tidak punya sahabat atau kerabat. Bisa saja ia tidak memiliki satu sen pun
sehingga saya memberikannya uang. Tapi, saya baik terhadapnya karena ia begitu
polos dan rendah hati. Ia tidak bernoda. Ia tidak memiliki rintangan di depannya
ataupun kemelekatan atau keterikatan terhadap sesuatu. Hatinya lapang tanpa
batas. Ia hampir manunggal dengan alam semesta.
Jika kita terikat pada sesuatu maka hal itu akan merintangi diri kita untuk
menjadi orang yang sempurna, orang yang rendah hati, atau orang yang dekat
dengan Kebenaran. Kita masih memiliki batas di satu sudut yang belum terbuka.
Orang yang rendah hati dan polos tidak terikat pada apapun. Mereka yang tidak
memiliki apapun akan memiliki segalanya.
Jadilah Rendah Hati dan Jangan Mengeritik Orang Lain
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Meditasi Kelompok, Hsihu, Formosa, 10
Oktober 1990 (Asal bahasa Aulac)
Lihatlah catatan rohani Anda setiap hari dan renungkan apakah tindakan yang Anda
lakukan sudah baik. Apakah perbuatan baiknya lebih sedikit dari perbuatan buruk,
apakah kita masih dipenuhi oleh ketamakan, kemarahan, dan kebencian, jika
demikian maka kita tahu bahwa kita harus malu terhadap diri sendiri. Dengan
demikian secara berangsur-angsur kita akan menjadi semakin rendah hati dan tidak
berani mengecam orang lain karena kita dapat melihat bahwa kita sendiri penuh
noda. Jika kaki kita sendiri terendam lumpur, bagaimana mungkin kita berani
menggunakan senter menyoroti kaki orang lain. Dengan cara ini maka sifat keakuan
kita akan berkurang.
Kalau tidak, Anda boleh tinggal di sini dan saya akan memaki Anda setiap hari
agar ego Anda berkurang, karena di sini tidak ada tempat untuk sembunyi. Saya
akan menggali keluar semua kekurangan Anda setiap hari dan menguraikannya
terus-menerus. Dengan begitu Anda tidak akan berani lagi memiliki sifat keakuan.
Tetapi, sifat rendah hati dan rendah diri merupakan dua hal yang berbeda. Apa
yang dinamakan penyakit rendah diri adalah berbeda. Itu berarti seseorang merasa
dirinya sungguh rendah dan tidak berguna. Saya berteriak dan memarahi Anda,
namun di dalam hati ada cinta kasih, dukungan, dan berkah.
Tapi, di luar sana, orang mencemooh Anda karena mereka mempunyai kekayaan dan
kedudukan. Demi kepentingan diri sendiri, mereka membuat hidup kita sengsara,
menghancurkan hati kita hingga berkeping-keping, dan merusak rasa percaya diri
kita.
Jadi kedua sifat itu berbeda. Sifat rendah diri bersaing dengan kita sedangkan
sifat rendah hati membantu kita menghilangkan sifat keakuan kita. Kemarahan yang
diberikan oleh sifat rendah hati terkandung cinta kasih yang tersembunyi. Jadi
kita kadang merasakan aroma wewangian yang menyegarkan, kenyamanan, suasana yang
penuh kasih sayang. Kadang meskipun Anda telah dimarahi oleh seseorang, tetapi
Anda selalu merindukan orang tersebut. Anda tidak bisa melupakannya, tidak juga
membencinya. Tapi di luar sana, meskipun orang menggunakan perkataan yang manis,
kita masih merasa takut terhadap mereka. Kita takut mereka mungkin menyusun
rencana untuk menipu kita. Kita merasa bahwa mereka mengancam kita, seolah-olah
mereka memiliki belati tersembunyi yang siap menikam kita.
“Orang yang bersahaja sangat rendah hati, murni, dan polos. Mereka tidak
memiliki apapun untuk bersandar. Mereka tidak memiliki apapun untuk menggenggam
atau menggantungkannya. Mereka tahu bahwa mereka tidak memiliki apapun; jadi
hati mereka sungguh polos dan bersahaja. Kekuatan berkah agung dapat lebih mudah
memasuki hati kosong yang polos dan bersahaja ini.” (Maha Guru Ching Hai)
|
|