Jadilah Teladan dalam Pengorbanan dan Cinta Kasih Sejati
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Meditasi Kelompok, Hsihu, Formosa, 10
April 1992 (Asal bahasa Inggris)
Selama kita masih hidup, kita harus membaktikan seluruh hidup kita untuk
kebaikan, untuk kemajuan umat manusia, untuk seluruh dunia, dan untuk seluruh
alam semesta. Visi kita harus sedemikian besar, lebih besar dari hidup kita;
juga harus sedemikian mulia sehingga kita tidak memiliki apapun yang hilang.
Kita tidak akan takut apapun jika kita mempunyai visi yang sebesar itu. Setiap
halangan menjadi sangat kecil, setiap halangan pribadi menjadi tidak berarti di
depan visi yang demikian besar. Saya tidak merasa bahwa kita sedang membicarakan
suatu mimpi saja atau hanya membuat visi kosong, tapi saya merasa bahwa visi
demikian akan menjadi kenyataan pada suatu hari. Mungkin saja visi ini sudah
mulai mengakar, tapi juga harus bercabang ke segala penjuru dan menghasilkan
pucuk baru, bunga baru, cabang baru. Ia harus tumbuh lebih besar, lebih agung,
lebih cepat, dan melingkupi seluruh dunia dengan semangat cinta kasih dan
pelayanan tanpa pamrih.
Apalagi yang kita butuhkan di dunia ini selain beberapa pasang pakaian dan
makanan untuk menopang kebutuhan fisik kita? Mengapa kita harus khawatir tentang
kekayaan, harta, posisi, kekuasaan, dan pengakuan di dunia ini? Jika kita
menyadari bahwa kita tidak perlu makan lebih dari tiga kali sehari, kita hanya
memerlukan beberapa pasang pakaian untuk menghangatkan tubuh kita maka kita
tidak memiliki rasa takut saat menyadari bahwa kebutuhan kita sangatlah sedikit.
Kalaupun kita harus melepaskan pakaian fisik ini, itu juga tidak masalah. Kita
akan diberikan pakaian lainnya jika kita membutuhkannya. Jika kita tidak
membutuhkannya, itu juga tidak masalah. Jika kita tidak kembali, itu juga tidak
masalah. Sejauh kita masih hidup di dunia ini, kita harus membuat hidup kita
bermakna. Apalagi yang kita butuhkan di kehidupan ini? Kita akan meninggal cepat
atau lambat. Dan jika kita melihat ke belakang, ke kehidupan kita sebelumnya, ke
beberapa dekade kehidupan kita maka kita akan melihat tidak ada apapun yang
bermakna. Jika ucapan dan pikiran kita tidak ada yang mulia maka kita akan
merasa terbebankan. Itulah mengapa orang itu harus kembali lagi ke dunia ini.
Tidak ada seorang pun yang duduk menghakimi kita selain kesadaran kita sendiri.
Itulah satu-satunya yang tidak dapat kita hindari. Tuhan mungkin memaafkan kita,
seluruh dunia mungkin tidak tahu tentang perbuatan kita, tetapi diri kita
sendirilah yang akan mengetahuinya. Kita adalah satu-satunya orang yang tidak
dapat kita tipu, yang tidak dapat kita bohongi, dan tidak dapat kita hindari.
Jadi apapun yang kita lakukan, kita harus yakin bahwa itu bermanfaat bagi kita.
Bila bermanfaat bagi orang lain maka akan bermanfaat juga untuk diri kita. Kita
melihat dengan jelas melalui mata kita apa yang kita lakukan dan bagaimana orang
lain memperoleh manfaat darinya, bagaimana dunia maju melalui usaha kita. Kita
mengetahuinya dengan jelas. Tujuan kita harus mulia, harus tinggi, harus penuh
kuasa. Kalau tidak, apa gunanya menjalani hidup seperti hewan, mencari makan
sendiri, bekerja, membesarkan anak, dan tidak ada yang lainnya, tidak ada
gagasan yang lebih tinggi, tidak ada motivasi yang lebih mulia. Mengapa kita
harus menjadi orang biasa yang lamban sedangkan kita memiliki kekuatan yang maha
kuasa, jiwa yang demikian mulia.
Kita mewarisi begitu banyak doktrin mulia dari berbagai Guru yang telah
memberkati planet kita dengan kehadiran Mereka, dengan kebijaksanaan Mereka,
dengan berkah Mereka yang tidak pernah berakhir. Tetapi mengapa kita harus
menjadi makhluk hidup yang biasa saja daripada menjadi makhluk yang berpandangan
luas, berjiwa luas, besar, agung untuk memberi manfaat kepada banyak orang dan
hati nurani kita sendiri. Selama kita masih menghirup udara ini, kita harus tahu
bahwa segalanya untuk kepentingan orang lain. Itulah cara untuk menguntungkan
diri kita sendiri. Itulah cara memuliakan jiwa kita dan cara untuk berkembang
menjadi Orang Suci. |
|