Cara Mengurangi Nafsu Seksual
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Ceramah, Singapura, 10 Januari 1995 (Asal
bahasa Inggris)
T: Guru, dapatkah Guru menjelaskan bagaimana agar saya dapat mengendalikan nafsu
seksual saya yang besar? Saya memerlukan rahmat Tuhan.
G: Saya tidak punya pengalaman tentang hal ini. Ada yang tahu? Ada banyak cara.
Tapi kebanyakan orang, apabila mereka makan terlalu banyak daging dan minum
terlalu banyak anggur dan sejenisnya maka makanan itu dapat membangkitkan nafsu
birahi mereka. Kita sudah cukup mempunyai apa yang dinamakan nafsu hewani di
dalam diri kita sehingga kita melakukan banyak hal yang dilakukan oleh hewan.
Ini tidak dapat kita kendalikan karena kita juga mewarisi sifat hewan ketika
kita tinggal di dunia ini, karena tubuh ini.
Jadi jika kita ingin mengendalikannya, kita harus mengurangi asupan makanan
beracun dan merangsang nafsu seperti itu. Ada berbagai makanan untuk keperkasaan
seksual. Banyak orang yang mencarinya. Sebagian orang menyukainya seperti para
raja tua, mereka selalu mengonsumsi berbagai makanan khusus karena mereka
memiliki banyak selir.
Ada banyak makanan yang dapat mengendalikan nafsu seksual kita. Langkah pertama
adalah pola makan vegetarian murni, tanpa telur, tanpa ikan, tanpa minuman
keras, tanpa alkohol, dan tanpa makanan beracun lainnya. Banyak hal yang harus
kita bayar jika mengonsumsi barang-barang beracun tersebut. Dan saya selalu
bertanya-tanya mengapa orang-orang mau menghamburkan uang mereka untuk meracuni
dirinya sendiri. Namun, itu adalah pilihan pribadi dan kehendak bebas.
Jadi, kalau Anda bertanya pada saya bagaimana cara mengurangi energi seksual
Anda, ada banyak hal yang dapat dilakukan. Anda dapat berubah menjadi
vegetarian, konsumsi makanan yang sederhana yang tidak begitu banyak minyak dan
bumbu yang membangkitkan selera, hal-hal seperti itu. Lalu banyaklah minum air
dingin. Jangan minum sampanye! Sampanye adalah minuman yang paling buruk, hanya
disimpan untuk hari perkawinan. Anda tahu, ya? Saya tidak tahu. Saya dengar
begitu. Saya tidak tahu. Orang mengatakannya demikian.
Tapi, yang paling sederhana adalah menyibukkan diri, lakukan sesuatu yang
mengandung arti, menolong orang lain; dan dengan demikian Anda akan melupakan
masalah Anda sendiri. Saya tidak tahu bagaimana Anda punya waktu untuk
memikirkan tentang nafsu ini lagi. Anda tahu, jika Anda terjaga sepanjang malam,
membaca seperti saya, saya rasa kekuatan kendali Anda akan menjauhkannya
(Hadirin tertawa dan bertepuk tangan) karena nafsu akan takut terhadap
pekerjaan.
Lakukan sesuatu. Ada begitu banyak penderitaan di dunia ini; lakukan pekerjaan
sukarela dalam waktu luang Anda. Rasakan penderitaan sesama makhluk hidup.
Gabungkan diri Anda dalam pengorbanan dan keceriaan, keceriaan murni dalam
melayani mereka semua. Bawa kebahagiaan mulia kepada orang lain yang juga akan
memberi kebahagiaan mulia kepada diri Anda sendiri.
Anda mungkin membaca begitu banyak hal yang buruk, mungkin informasi pornografi.
Sekarang jangan baca itu lagi. Ganti baca buku-buku suci. Baca Alkitab, baca
sutra Buddha, baca Alquran, baca informasi apapun yang Anda peroleh tentang
hidup suci, OK? Buku-buku Hinduisme, apapun yang Anda inginkan, latihan yoga,
ajaran-ajaran Suci; ada banyak sekali yang dapat Anda baca.
“Perkawinan itu baik asalkan perkawinan itu tidak menghalangi latihan Anda. Seks
itu juga baik asalkan seks itu tidak mengganggu Anda atau merusak kemajuan
rohani Anda. Tapi kebanyakan waktu itu mengganggu karena pikiran kita tidak
mampu mengatasinya. Pengalaman seksual terlalu kuat untuk dikendalikan oleh
orang bisa. Itulah mengapa kebanyakan Guru meminta para muridnya untuk
menghindarinya. Sama seperti alkohol. Itu benar-benar racun, tapi jika Anda
meminum sedikit, itu tidak akan membunuh Anda dan tidak akan membawa Anda ke
neraka. Hanya saja jika Anda meminum sedikit sekarang, besoknya Anda akan
meminum lebih banyak dan lebih banyak lagi, dan suatu hari akan merusak tubuh,
pikiran, dan jiwa Anda. Jadi Guru harus berkata, “Hindari hal-hal tersebut.”
Bukannya Guru itu terlalu mendikte atau mengendalikan orang. Hanya saja Ia tahu
apa yang baik dan apa yang tidak baik. Namun kitalah yang membuat pilihan.”
(Maha Guru Ching Hai)
|