Beranda > Puisi Maha Guru Ching Hai > Loving The Silent Tears (Renjana Tangisan Hening)

 

 

Matamu, Telingamu, Hatimu

 

Kau mempunyai banyak murid.
Aku hanya mempunyai Dirimu!
Siapa yang paling setia dari kita berdua?

Aku dengan terbuka mengasihani diri sendiri!
Aku dengan terbuka mengeluh!

Apa ada yang mendengarku?
Guruku tak akan peduli sedikit pun
Bahwa aku melepaskan dunia,
Bahwa aku meninggalkan semua kesenangan...
Makanan bahkan tak terasa lezat lagi.
Dan di malam hari, Aku tak dapat tidur.
Semua karena DIA!

Kau mungkin akan bertanya apakah Guru peduli dengan itu.
Tidak sama sekali!

Guru, Kau pasti telah lupa menggunakan mata manusia-Mu
Sekarang mata surgawi-Mu tak lagi tertutup.
Itulah mengapa Engkau tak melihatku di sudut kesepian
Rindu untuk bertemu dengan-Mu.

Kau memeluk keagungan dunia yang lebih tinggi,
Itu tidak jadi masalah
Tetapi aku hina sendiri dalam kegelapan!
Oh Orang Suci yang “sempurna”,
Mengapa mata-Mu hilang?

Inilah mata manusiawiku yang dipersembahkan kepada-Mu dengan senang hati,
Tolong pakai mereka semua dua puluh empat jam.
Agar Kau dapat melihat sekali saja
Saat berjalan di jalur kesepian,
Selamanya mencari secercah tatapan
Dari Keindahan Dirimu.

Guru! Apa Kau mempunyai telinga?
Kau pasti punya!
Untuk mendengar seruan nestapaku.
Aku pikir...
Aku akan membeli sepasang telinga manusia untuk-Mu besok.

Aku rasa Kau telah kehilangan hati-Mu di suatu tempat
Ketika naik ke rumah surgawi!
Kalau tidak Kau pasti akan mengetahui perasaanku
Ketika hatiku selamanya menggantung
Di lengan baju,
Mati untuk membuat persembahan
Untuk-Mu!

Guru Terkasih,
Saat Kau telah kehilangan hati manusiawimu,
Silakan ambil milikku.
Agar kau dapat mengetahui dan bersimpati
Kepada sesama makhluk yang ada di perahu yang sama,
Yang merindukan Nirvana,
Tapi yang mereka tahu hanyalah samsara.

 

Download Buku Loving The Silent Tears

 

 

 

 

 

Atas

 

Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai