Beranda > Aku Datang untuk Membawamu Pulang

 

Terpisah dari Tuhan

Kita terpisah dari Tuhan karena kita terlalu sibuk. Jika seseorang sedang berbicara pada Anda, dan telepon Anda terus berdering, dan Anda sibuk memasak atau bercakap-cakap dengan orang lain, maka tidak ada seorang pun yang bisa menghubungi Anda. Hal yang sama terjadi dengan Tuhan. Dia menelepon setiap hari dan kita tidak ada waktu untuk-Nya, dan kita selalu membuat-Nya menunggu. Beginilah terjadinya pemisahan. Sekarang, jika Anda ingin menjadi satu lagi dengan Tuhan, butuh waktu. Beri Dia sepersepuluh dari satu hari Anda untuk berkomunikasi dengan-Nya dan tentu saja Anda tidak akan merasa terpisah lagi. Tetapi Anda tahu, bahwa kita sebenarnya tidak pernah terpisah. Kita semua punya Tuhan dalam diri kita. Hanya karena kita terlalu sibuk, kita membutakan diri kita dengan tuntutan-tuntutan dunia, maka kita tidak tahu di mana Tuhan. Seperti jika kita punya kacamata yang kita tenggerkan di atas kepala tetapi kita mencarinya ke mana-mana. Jika kita terlalu sibuk kita lupa banyak hal. Saya dapat menyatukan Anda lagi dengan Hakikat Ketuhanan Anda, maka kita tidak perlu bertanya mengapa, tetapi bagaimana melakukannya.

Apa yang membuat kita merasa terikat dan tidak bebas adalah kecenderungan untuk melekat erat pada kumpulan pengetahuan atau kebiasaan yang kita sebut ‘Aku’, dan lupa memperhatikan yang sejati.

Semakin kita mengidentifikasikan diri sendiri dengan pengetahuan dan harta materi, semakin sedikit kita mengetahui betapa mulianya kita. Beberapa orang yang memiliki begitu banyak pengetahuan intelektual mengalami lebih banyak kesulitan untuk bermeditasi, lebih sulit mencapai kebijaksanaan yang lebih tinggi daripada orang-orang yang berpendidikan tidak terlalu tinggi. Itu karena mereka punya lebih banyak yang harus dicuci dan diurai kekusutannya. Seperti dalam sebuah rumah, jika terlalu banyak barang di dalamnya, perlu waktu lebih lama untuk mengosongkannya, untuk memasukkan perabot baru. Jika Anda hanya punya sedikit barang, maka akan lebih cepat.

Anda mungkin bertanya mengapa, jika kita berasal dari Kerajaan Tuhan, mengapa kita begitu sengsara? Kita benar-benar datang dari alam semesta yang Agung, tetapi kita telah melupakan hal itu setelah Kejatuhan. Mengapa? Karena kita telah mengenakan pakaian yang berbeda-beda, dan semakin kita turun, pakaian tersebut semakin pekat, dan kita tidak dapat melihat sekeliling kita lagi.

Jika Anda memutuskan menyelam ke laut yang dalam, Anda harus menggunakan pakaian selam, kaca mata selam, membawa tabung oksigen, kaki katak, dan sebagainya dan Anda akan tampak seperti katak dan sulit mengenali diri Anda dalam keadaan seperti itu. Jika kita menyelam semakin dalam, kita harus menggunakan pakaian dan peralatan yang semakin berat, sehingga kita lupa segala hal tentang kegembiraan yang pernah kita nikmati. Semakin ke dalam, tekanan semakin besar dan lebih sulit untuk melihat segala sesuatu karena penerangan semakin berkurang.

Sama halnya, ketika kita turun ke dunia, kita harus mengenakan mata, telinga, hidung, pakaian berupa daging, semua hal yang tidak kita perlukan ketika kita di sana. Dan jika Anda mengenakannya setiap hari selama enampuluh tahun, Anda akan begitu terbiasa, Anda akan mengidentifikasi diri sendiri sebagai ‘pakaian’ ini. Semakin dalam Anda menyelam, semakin banyak peralatan yang Anda butuhkan, dan semakin sulit melihat ke sekeliling. Tidak ada sinar matahari lagi, hanya kegelapan, maka kita butuh penerangan buatan. Sama halnya, ketika kita menyelam ke dalam lautan kehidupan, kita tidak dapat lagi melihat Cahaya Tuhan.

 

 

 

 

Atas

 

Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai