Beranda > Aku Datang untuk Membawamu Pulang

 

Memahami Tuhan

Saya tidak bermaksud meyakinkan Anda bahwa Tuhan ada. Saya hanya berada di antara Anda untuk menghubungkan Anda dengan Tuhan, dan kemudian Anda akan dapat mempercayai saya. Kita tidak dapat menyalahkan para ateis karena mereka tidak melihat Tuhan di dalam diri mereka sendiri. Tidak setiap orang dapat mempercayai tanpa bukti. Kepada mereka yang tidak percaya kepada Tuhan, saya menawarkan mereka kesempatan untuk melihat-Nya melalui Pencerahan Seketika, sehingga Anda dapat menemukan Hakikat Anda sendiri, Diri Tuhan Anda sendiri.

Anda lihat, melihat adalah percaya. Tuhan terlalu abstrak, terlalu tak terukur bagi kita; jika Dia tidak dibawa turun lebih dekat dengan pemahaman kita, bagaimana Dia dapat mengharapkan kita percaya? Ini keyakinan buta. Karena itulah saya memulai langkah untuk menemukan Pencerahan, karena saya tidak bisa hanya membaca Alkitab saja, membaca sutra-sutra, dan berkata saya percaya kepada Buddha, saya percaya Tuhan. Saya harus punya bukti. Saya berdoa kepada Tuhan setiap hari: “Aku mohon, jika Engkau ada, tunjukkan jalan sehingga saya dapat menemukan-Mu, menghubungi-Mu dengan sesuatu cara. Buka mataku, buka telingaku, biarkan aku melihat, biarkan aku tahu, paling tidak, cinta-Mu. Biarkan aku merasakan, biarkan aku tahu bahwa Engkau menjaga kami dengan suatu cara atau yang lain.” Maka setelah Pencerahan, setelah inisiasi, Anda akan merasa bahwa Tuhan menjaga Anda setiap hari. Sebenarnya hal itu memang demikian adanya dalam segala cara, dalam setiap situasi, dalam soal kecil maupun masalah besar. Tuhan benar-benar menjaga dan mencintai kita, dan memperlancar semuanya bagi kita. Dia menolong kita dari kecelakaan-kecelakaan, dari kesakitan. Dia menolong kita di hari-hari kelabu kita, menolong kita dengan berbagai cara. Maka Anda akan tahu bahwa Tuhan benar-benar ada. Anda akan merasakan kekuatan cinta melindungi dan mencintai Anda. Itulah Tuhan. Karena itu orang-orang mengatakan bahwa Tuhan adalah Cinta.

 Kita hanya harus naik ke dunia yang lebih tinggi dan cemerlang untuk mendekati Tuhan Yang Maha Besar. Lautan cinta dan kemurahan berkah adalah sebutan kita untuk Tuhan. Dia bukanlah suatu makhluk hidup, meski Dia mungkin saja kadang mewujudkan diri sebagai suatu makhluk hidup untuk membuat kita merasa dekat, dapat menyentuh-Nya dan berkomunikasi dengan-Nya. Kalau tidak Dia hanyalah lautan cinta dan kemurahan dan berkah dan kasih. Semua hal yang baik dan membahagiakan, itulah Tuhan. Sekarang pun diri kita sendiri, walau tanpa inisiasi, tanpa mengetahui kebijaksanaan dalam kita, kekuatan Surgawi terlahir kita, kita tetap adalah Tuhan. 

Kapan pun Anda memperlihatkan cinta kepada tetangga Anda, kepada anak-anak Anda, teman-teman Anda, keluarga-keluarga Anda, atau siapa pun yang membutuhkannya, maka Anda telah memanifestasikan Tuhan. Mengertikah Anda? Jadi semakin kita memanifestasikan kasih, cinta, kemurahan dan kebijaksanaan semacam ini, maka semakin kita dekat kepada Tuhan. Tetapi Tuhan dalam arti semacam ini terlalu terbatas. Kita hanya dapat menolong orang-orang yang terjangkau pada suatu waktu. Tuhan, dalam arti tak terbatas, dapat menolong seluruh dunia. Jadi inilah tujuan yang kita perjuangkan. Inilah yang dicapai Sang Buddha dan Yesus.

Ketika Sang Buddha hidup, Dia bercerita tentang empat orang buta yang memegang seekor gajah dan menjelaskannya. Orang yang memegang telinganya berkata, “Wow, gajah itu seperti kipas, kipas yang besar,” dan yang memegang kakinya berkata, “Seekor gajah itu seperti tiang sebuah rumah,” dan yang memegang hidungnya berkata, “Sang gajah seperti pipa air, slang air,” dan yang memegang ekornya berkata, “Seekor gajah itu seperti gagang sapu.” (Tertawa) Beginilah kita melihat Tuhan. Beginilah orang-orang awam melihat Tuhan, dan beginilah para praktisi dari berbagai tingkat pemahaman melihat Tuhan. Karena itu dikatakan bahwa Tuhan di dalam diri Anda, Buddha di dalam benak Anda. Itulah artinya.

Di alam semesta, semuanya diciptakan oleh energi-energi, dan kita menyebutnya kekuatan kreatif, atau kita mungkin menyebutnya Sang Pencipta karena energi-energi telah terpancar ke segala arah di alam semesta, dan telah menjadi dunia-dunia dan makhluk-makhluk yang berbeda-beda. Dan sekarang makhluk-makhluk ini telah mengembangkan pemikiran individu, atau tingkat kesadaran, dan berdasarkan interaksi satu sama lain mereka menciptakan jenis energi yang lain. Kita akan membaginya dalam dua kategori. Yang pertama, kita bisa menyebutnya energi positif atau Hakikat Ketuhanan, kekuatan Surgawi atau Hakikat Kebuddhaan. Kategori kedua, kita dapat menyebutnya sifat negatif, kejahatan atau kekuatan gelap, atau lawan dari kebaikan.

Sekarang kebaikan dan energi positif bersebelahan dengan energi-energi negatif. Kapan pun setiap makhluk, baik para dewa (malaikat) atau manusia Bumi, kapan pun mereka melakukan kebaikan, toleransi, cinta, kasih, dan bekerja sama dengan yang lainnya, maka energi-energi ini digolongkan sebagai energi baik atau kekuatan Tuhan, kekuatan positif. Semakin banyak makhluk berbuat kebaikan semacam ini, semakin banyak kekuatan positif di atmosfer atau di dunia kita. Dan kapan pun kita atau setiap makhluk menimbulkan kebencian, pikiran-pikiran buruk, atau apapun kecenderungan negatif, perbuatan maupun ucapan, kita menambah isi gudang negatif di atmosfer. Itu yang kita sebut kejahatan. Dan kekuatan ini akan membuahkan lebih banyak kebencian, lebih banyak perang, lebih banyak ketidakharmonisan di dunia kita, atau dunia apapun dimana ada orang-orang itu.

Ini seperti listrik, ada dua kutub, negatif dan positif, dan bila plus dan minus digabungkan akan menimbulkan daya. Sebenarnya, listrik bukanlah positif maupun negatif, tetapi tanpa kepositifan dan kenegatifan, tidak ada listrik. Jadi sama halnya untuk segala sesuatu. Tuhan bukanlah baik atau buruk. Dia hanyalah samudra tanpa pembedaan dan hanya cinta. Yang Dia tahu adalah tanpa kebencian, tanpa kekotoran, tanpa keburukan dan tanpa dosa. Dia tidak membeda-bedakan baik atau jahat, cantik atau buruk. Maka kita sebut Dia, Samudra Cinta dan Kemurahan.

P. Apakah Tuhan itu? Apakah memiliki bentuk atau tampak seperti lukisan-lukisan tentang Tuhan yang pernah kita lihat?

G. Seperti Tuhannya Michelangelo? Bukan, itu Tuhannya dia, itu Tuhannya Michelangelo. Anda ingin melihat seperti apa Tuhan itu? Siapa yang bertanya ini? Mohon angkat tangan Anda. Saya akan segera menunjukkan kepada Anda. Anda? Lihat di belakang Anda, tetangga Anda di depan, di sebelah kanan dan kiri, seperti itulah Tuhan. Baik, Anda puas? Tuhan berkata, Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan rupa dan gambar-Nya (Kejadian 1:27), jadi jika Anda ingin menemukan Tuhan, lihatlah tetangga-tetangga Anda. Setiap orang dari kita mempunyai Tuhan di dalam diri kita. Maka lihatlah menembus dinding fisik tubuh ini dan Anda akan menemukan Tuhan dalam diri Anda dan diri orang lain. Maka perlakukan orang lain sebagai Tuhan, dan Anda akan lihat bagaimana berbedanya kehidupan Anda dari hari ke hari.

P. Bagaimana cara saya mengekspresikan Cahaya Tuhan saya?

G. Anda hanya bisa mengekspresikan bila Anda memilikinya. Jadi milikilah Cahaya Tuhan terlebih dahulu. Setelah inisiasi, maka Anda dapat mengekspresikannya. Kita tidak dapat menunjukkan uang kita kalau kita tidak tahu di mana uang itu bukan? Meski kita mempunyainya, kita harus tahu di mana uang itu agar dapat ditunjukkan kepada orang-orang. Jadi meskipun Anda memiliki Cahaya Tuhan di dalam diri Anda, Anda harus mengetahuinya lebih dahulu, kontak dengannya lebih dahulu, maka Anda dapat menunjukkannya pada orang-orang. Saya dapat memperlihatkan kepada Anda Cahaya itu karena saya memiliki Cahaya itu. Saya kepunyaan Cahaya. Saya tahu saya memilikinya. Anda punya itu, tetapi Anda tidak tahu. Itulah perbedaan di antara kita.

 

 

 

 

Atas

 

Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai