Beranda > Aku Datang untuk Membawamu Pulang

 

Kematian dan Sekarat

Hari ini saya akan berbicara topik yang paling menakutkan tetapi tidak terhindarkan: kematian. Di antara kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian, yang paling menakutkan kita adalah yang terakhir, dan tak terhindarkan, benar? Saya akan berbicara tentang apa yang terjadi dalam proses kematian setiap orang.

Kita telah mendengar bahwa tubuh jasmani kita terdiri dari lima elemen utama yaitu logam, kayu, air, api, tanah, dan jiwa. Kita diberitahu bahwa ketika kita menjelang mati, jiwa akan keluar, meninggalkan tubuh fisik yang terdiri dari lima elemen tersebut. Kemudian, lima elemen fisik tersebut akan terurai satu sama lain, tidak lagi menyatu karena ketika ada kehadiran jiwa, jiwa bekerja seperti magnet yang mempertahankan kelima elemen tersebut bersama-sama, seperti seuntai tasbih yang menyatukan semua butir bersama-sama. Jika saya mengeluarkan benang tersebut, butir-butirnya akan berjatuhan ke tanah. Hal yang sama terjadi ketika kita mati. Tetapi kita bukanlah tasbih, karena kita punya perasaan. Mengapa kematian adalah peristiwa yang sangat menyakitkan? Pertama karena kita tidak ingin meninggalkan dunia ini, keluarga kita, teman-teman, suami, istri, anak-anak, ayah, ibu, dan sebagainya. Kedua, karena kita takut dan tidak tahu ke mana kita pergi setelah meninggalkan dunia ini. Ketiga, karena kita belum mempersiapkan diri, kita tidak tahu apa yang harus dikerjakan ketika mati. Sebenarnya, kematian adalah peristiwa paling membahagiakan yang tidak perlu ditakutkan.

Banyak orang yang mengajarkan kita tentang banyak hal di dunia ini, orang tua kita mengajar kita bagaimana untuk makan, dan bagaimana berjalan. Guru-guru mengajar kita bagaimana membaca dan menulis dan banyak hal lagi. Dokter-dokter dan perawat-perawat mengajarkan calon-calon ibu bagaimana melahirkan, sebagai contoh, bagaimana menjaga kesehatan sendiri, dan bagaimana mengatasi keluarnya bayi agar proses kelahiran menjadi lebih mudah dan tidak terlalu menyakitkan. Tetapi tidak seorang pun yang mengajarkan kita apa yang dilakukan ketika kita mati. Tidak ada sesuatu pun yang disinggung. Kita dapat belajar bagaimana melahirkan, menerima santunan ketika kita menjadi tua dengan dana pensiun dan asuransi. Dokter-dokter mengobati penyakit kita dan mengajarkan bagaimana mencegah kemungkinan jatuh sakit. Namun tak seorang pun berbicara soal kematian, dan itu tidak baik. Oleh sebab itu, saya akan mengajar Anda tentang bagaimana ‘mati’ (melalui inisiasi).

Semua fungsi jasmani akan berhenti tepat saat jiwa keluar dari kendaraan fisik ini. Pikirkan, kita habiskan sebagian besar waktu kita terpusat pada tubuh jasmani ini dan sangat sedikit, atau tidak ada waktu untuk Jati Diri, yang sebenarnya adalah Kekasih Abadi kita. Oleh karena itu mengapa kita perlu membedakan yang asli dari bayangannya.

Dunia ini tidak kekal. Walau kita belajar sebanyak-banyaknya, itu tidaklah menolong banyak. Ilmuwan-ilmuwan besar juga akan mati, jenius yang paling ternama juga harus meninggalkan dunia ini dan setiap orang meninggalkan dunia dengan tangan kosong.

Karena itu mengapa semua kitab suci selalu menekankan agar kita tidak boleh terlalu melekat kepada dunia ini. Mengapa? Karena jika kita hanya berpikir tentang dunia ini, kita harus kembali lagi ke dunia, dan bila kita berpikir tentang Tuhan, kita akan pergi ke Surga. Semua agama mengajar kita hal tersebut, tetapi memang tidak mudah untuk berpikir tentang Tuhan.

Anda lihat, kita mempersiapkan diri kita sebaik-baiknya untuk kelahiran anak kita tetapi mengapa bukan untuk kematian kita, yang sebenarnya hal yang terpenting? Ketika kita memiliki bayi, banyak orang datang untuk menyenangkan kita, tetapi ketika kita mati, tak seorang pun bersama kita meskipun itu adalah saat dimana kita mengalami kesepian dan penderitaan terdalam. Kematian menjadi pengalaman yang menyakitkan karena kita belum siap.

Tubuh kita memiliki sembilan ‘pintu’, yaitu mata, telinga, hidung, dan sebagainya. Kita dapat menggunakan pintu mana saja untuk keluar dari tubuh, tetapi ketika kita meninggal kita akan bertransmigrasi lagi ke alam-alam yang lebih rendah. Ambillah contoh, sebuah rumah. Jika Anda meninggalkannya dalam ketergesaan melewati jendela, Anda akan mengalami banyak memar. Anda harus menggunakan pintu utama. Tetapi kita tidak dapat melaluinya jika pintu itu belum terbuka.

Hanya ada satu pintu untuk menuju ke alam-alam yang lebih tinggi. Pintu ini tak dapat terlihat dengan mata fisik kita. Hanya Guru-guru Agung yang dapat membukanya. Karena kita tidak dapat membukanya sendiri, kita harus bertanya pada orang yang sudah membuka pintunya sendiri dan akan menunjukkan kita bagaimana cara membukanya. Lalu setiap hari kita berlatih untuk membuka dan menutupnya, dan pada saat kita berangkat, kita tidak menemui satu masalah pun untuk meninggalkan dunia.

Saya akan mengajarkan Anda pada waktu inisiasi tentang bagaimana mati, dan setelahnya Anda harus berlatih setiap hari. Jika tidak, Anda akan lupa lagi karena Anda terlalu melekat, terlalu terbiasa dengan dunia ini. Semua perhatian Anda ke suami, istri, ke pekerjaan dan atasan Anda. Istirahat sejenak dan lihat bagaimana mereka segera datang mengganggu Anda dan membuat Anda kuatir. Oleh karena itu, kita harus menyimpan dua setengah jam sehari untuk berlatih mati.

Selama inisiasi, Guru akan memandu Anda dan segera membawa Anda ke alam-alam yang lebih tinggi, dan Anda tidak akan punya waktu untuk berpikir tentang semua yang Anda tinggalkan. Apa yang Anda lihat selama kenaikan tersebut akan tergantung pada tingkat apa yang Anda capai ketika Anda mati.

P. Guru, mengapa kita tidak mampu mengingat kehidupan dan kematian kita yang lampau?

G. Karena itu terlalu berat untuk kita hadapi, terlalu banyak beban. Kita sudah cukup mempunyai pekerjaan untuk hari ini, dengan pajak-pajak, perang-perang, anak-anak, masalah-masalah sehari-hari, dan karma. Anda tidak perlu tahu bahwa Anda pernah menjadi sangat buruk atau sangat baik, atau sangat mulia di kehidupan lampau, karena itu akan lebih memusingkan dan Anda tidak dapat menunaikan tugas-tugas dalam kehidupan ini. Jadi Tuhan, hukum alam, akan menarik sebuah tirai. Anda akan tahu jika itu sangat perlu. Anda akan tahu tepat pada waktunya. Dan dalam meditasi, kadang Anda akan mengetahui juga, jika itu sangat diperlukan untuk kemajuan Anda. Jika tidak perlu maka Anda tidak akan tahu. Yesus juga berkata, Jangan kuatir tentang hari esok, sudah cukup jika kita memperhatikan hari ini (Matius 6:34). Jadi jika kita tidak ingin tahu tentang hari esok, yang akan mempengaruhi kita, yang penting untuk kita, betapa lebih tidak penting lagi untuk mengetahui masa lampau yang telah berlalu? Mengertikah Anda?

P. Bagaimana pengalaman dekat kematian mencocoki filosofi Anda?

G. Pengalaman dekat kematian sebenarnya sama dengan pengalaman kematian juga, kecuali bahwa yang disebut senar perak yang menghubungkan jiwa kita dengan yang kita sebut peralatan fisik ini belum putus. Maka mereka benar-benar mendapat pengalaman kematian. Mereka yang baik dan punya nurani yang bagus dalam kehidupan akan melihat Cahaya terang dan banyak dimensi yang indah; ini cerita nyata. Hal ini sama dengan saat Anda bermeditasi. Perbedaannya hanya bahwa Anda dapat memperpanjang pengalaman ini atau mendapatkannya lagi sekehendak hati dan melanjutkannya hingga ke dimensi yang lebih tinggi. Jadi meditasi adalah juga pengalaman kematian. Karena itu Rasul Paulus berkata, Saya mati setiap hari (1 Korintus 15:31). Anda meninggalkan tubuh jasmani dan naik ke keindahan yang lebih tinggi, dan Anda dapat kembali sekehendak hati dengan sedikit latihan, tidak terlalu lama. Beberapa orang mendapatkan itu tepat pada saat inisiasi dan dapat melanjutkannya kapan pun sesudahnya.

P. Apa yang ada di atas lingkaran karma dan kematian?

G. Kebijaksanaan Agung dan Kebahagiaan Tertinggi yang dapat kita ketahui. Inilah Kerajaan sejati kita, karena di atas hukum tabur dan tuai, ada hukum cinta, hanya cinta dan kebahagiaan. Dan jika kita melampaui lingkaran karma, maka kita akan pergi ke dimensi tanpa kehidupan, tanpa kematian, tanpa karma: yang hanya ada kebahagiaan dan kepuasan. Tetapi hanya dengan berbicara kepada Anda seperti ini, saya rasa kita merendahkan maknanya, karena bahasa manusia mudah disalah-artikan dan sangat terbatas. Bahkan untuk cinta biasa antara pria dan wanita, apakah Anda dapat menjelaskannya?

P. Apa yang terjadi pada orang yang bunuh diri? Apa bedanya dengan orang yang mati secara wajar?

G. Ya! Perbedaannya besar. Kebanyakan orang yang bunuh diri berada dalam kondisi kesadaran yang sangat rendah dan di bawah tekanan yang sangat besar. Tekanan dari dunia terlalu berat untuk mereka. Jika kita mati dalam kondisi seperti ini, kita tetap seperti itu untuk waktu yang sangat lama. Hal ini tidak baik untuk jiwa kita. Ketika Anda sangat tertekan, Anda ingin melepasnya, tetapi karena membunuh diri Anda sendiri, Anda tetap akan tertekan untuk waktu yang sangat lama.

P. Bagaimana seharusnya memperlakukan jenazah, dikremasi atau dikubur?

G. Tergantung tempat. Orang yang mati telah punya tempat tinggal yang lain, maka yang terbaik adalah mengkremasi jenazahnya dan menebarkan abunya ke laut tempatnya berasal.

P. Mengapa kadang seorang anak kecil harus mati ketika ia masih begitu suci?

G. Karena dia tidak perlu hidup lagi. Mungkin ia pergi ke surga. Di sana lebih suci lagi. Kadang, kita punya pekerjaan untuk diselesaikan. Sebagai contoh, saya harus tinggal di sini untuk tiga atau empat hari, karena ini adalah waktu yang saya perlukan untuk menyelesaikan pekerjaan saya di sini. Maka saya datang selama empat hari. Dan jika saya perlu datang lagi, saya akan datang lagi. Beberapa jiwa yang hanya mempunyai sedikit pekerjaan di dunia fisik ini, lalu mereka datang sejenak, lalu pergi. Kadang mereka punya sedikit karma untuk diambil dari orang tuanya, lalu mereka pergi.

P. Jika tujuan hidup adalah mengingat siapa kita, lalu apa tujuan untuk mati?

G. Jasmani diciptakan hanya untuk bertahan dalam jangka waktu tertentu. Jika sudah usang, kita harus menggunakan tubuh lain yang lebih nyaman untuk belajar.

P. Apakah mati hanya untuk jasmani, atau juga berlaku untuk jiwa?

G. Tidak, jiwa tidak pernah mati. Kita hanya bertukar pakaian. Setelah dua hari memakai pakaian yang sama, mereka akan menjadi kotor, maka harus kita cuci. Jika pakaian terlalu usang, Anda membuangnya dan membeli beberapa yang baru. Hanya itu saja. Kita cuma mengganti pakaian kita.

P. Jadi kita punya kesadaran dan kendali meskipun pada saat kita mati?

G. Ya, tetapi kita tidak punya kendali kecuali kita tercerahkan dan memiliki kembali kemuliaan kita.

P. Pernahkah Guru mengalami kematian? Ingatkah Guru akan pengalaman kematian?

G. Ya, saya mampu setiap hari! Saya mati dan kembali lagi.

P. Dapatkah saya melakukannya?

G. Bisa, akan saya ajarkan. Saya pikir Rasul Paulus yang berkata, Saya mati setiap hari. Ketika Anda dalam Samadhi, Anda dapat melepaskan ikatan dengan dunia untuk beberapa jam dan kemudian menyambungkannya lagi. Anda kembali karena belum waktunya pergi. Kita harus kembali dan menyelesaikan pekerjaan kita lagi.

P. Mengapa Anda ingin mati begitu sering?

G. Saya bukannya ingin mati. Saya hanya ingin mati untuk hidup.

 

 

 

 

Atas

 

Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai